Contoh Surat Keterangan Cerai Hidup
Surat keterangan cerai hidup adalah dokumen resmi yang menyatakan bahwa seseorang telah bercerai dari pasangannya. Surat ini biasanya diperlukan untuk berbagai keperluan, seperti:
- Mendaftarkan diri sebagai calon pengantin
- Melamar pekerjaan
- Membuat dokumen kependudukan
- Mengajukan pinjaman bank
- Membuat surat pernyataan
Berikut adalah contoh surat keterangan cerai hidup:
SURAT KETERANGAN CERAI HIDUP
Nomor: ..... / ..... / .....
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ....................... Tempat, Tanggal Lahir : ....................... Pekerjaan : ....................... Alamat : .......................
Menerangkan dengan sebenarnya bahwa:
Nama : ....................... Tempat, Tanggal Lahir : ....................... Pekerjaan : ....................... Alamat : .......................
Adalah mantan istri/suami saya yang telah bercerai melalui (Metode perceraian: Putusan Pengadilan/Persetujuan Bersama) dengan Nomor Perkara (Nomor Perkara jika melalui Putusan Pengadilan) / (Nomor Akta Perceraian jika melalui Persetujuan Bersama).
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Hormat Saya,
.......................
Catatan:
- Isi surat keterangan cerai hidup harus ditulis dengan jelas dan lengkap.
- Surat keterangan cerai hidup harus ditandatangani oleh pihak yang bersangkutan.
- Surat keterangan cerai hidup harus dilampiri dengan salinan akta cerai atau putusan pengadilan.
Dapatkan surat keterangan cerai hidup di:
- Kantor Pengadilan Agama/Negara
- Kantor Urusan Agama (KUA)
Saran:
- Segera mengurus surat keterangan cerai hidup setelah proses perceraian selesai.
- Simpan surat keterangan cerai hidup dengan baik.
- Perhatikan keabsahan surat keterangan cerai hidup sebelum menggunakannya.
Disclaimer:
Contoh surat keterangan cerai hidup di atas hanya sebagai panduan dan tidak bersifat mengikat. Setiap kasus perceraian memiliki ketentuan yang berbeda, sehingga isi dan format surat keterangan cerai hidup bisa bervariasi. Sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan pihak yang berwenang, seperti pengacara atau kantor urusan agama, untuk mendapatkan informasi yang akurat dan sesuai dengan kasus Anda.
