Contoh Surat Pernyataan Hak Asuh Anak Setelah Perceraian
Surat Pernyataan Hak Asuh Anak ini dibuat dan ditandatangani oleh:
1. [Nama Lengkap], beralamat di [Alamat Lengkap], berusia [Usia], berkewarganegaraan [Kewarganegaraan], beragama [Agama], berstatus [Status Perkawinan], berprofesi [Profesi], selanjutnya disebut Pihak Pertama.
2. [Nama Lengkap], beralamat di [Alamat Lengkap], berusia [Usia], berkewarganegaraan [Kewarganegaraan], beragama [Agama], berstatus [Status Perkawinan], berprofesi [Profesi], selanjutnya disebut Pihak Kedua.
MENINGKATKAN bahwa Pihak Pertama dan Pihak Kedua sebelumnya terikat dalam ikatan perkawinan yang sah berdasarkan Akta Perkawinan Nomor [Nomor Akta Perkawinan] tanggal [Tanggal Akta Perkawinan] dan telah resmi bercerai berdasarkan Putusan Pengadilan Agama [Nama Pengadilan Agama] Nomor [Nomor Putusan] tanggal [Tanggal Putusan].
MENINGKATKAN bahwa dari perkawinan tersebut, Pihak Pertama dan Pihak Kedua dikaruniai seorang anak bernama [Nama Anak], berjenis kelamin [Jenis Kelamin], lahir di [Tempat Lahir] pada tanggal [Tanggal Lahir], yang selanjutnya disebut Anak.
MENINGKATKAN bahwa Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah sepakat untuk memberikan hak asuh anak kepada [Nama Pihak yang Mendapatkan Hak Asuh], dengan rincian sebagai berikut:
1. Hak Asuh
- Pihak [Nama Pihak yang Mendapatkan Hak Asuh] berhak untuk mengasuh, merawat, dan mendidik Anak sehari-hari.
- Pihak [Nama Pihak yang Mendapatkan Hak Asuh] berhak untuk menentukan tempat tinggal Anak.
- Pihak [Nama Pihak yang Mendapatkan Hak Asuh] berhak untuk menentukan pendidikan Anak.
- Pihak [Nama Pihak yang Mendapatkan Hak Asuh] berhak untuk memberikan izin kepada Anak untuk melakukan kegiatan di luar rumah.
- Pihak [Nama Pihak yang Mendapatkan Hak Asuh] berhak untuk memutuskan segala hal yang menyangkut Anak, kecuali hal-hal yang diatur dalam Surat Perjanjian Hak Asuh Anak ini.
2. Hak Kunjungan
- Pihak [Nama Pihak yang Tidak Mendapatkan Hak Asuh] berhak untuk mengunjungi Anak pada hari [Hari Kunjungan], pukul [Jam Kunjungan], di [Tempat Kunjungan].
- Pihak [Nama Pihak yang Tidak Mendapatkan Hak Asuh] berhak untuk berkomunikasi dengan Anak melalui [Cara Komunikasi], pada hari [Hari Komunikasi], pukul [Jam Komunikasi].
- Pihak [Nama Pihak yang Tidak Mendapatkan Hak Asuh] berhak untuk membawa Anak keluar dari rumah Pihak [Nama Pihak yang Mendapatkan Hak Asuh] selama [Lama Kunjungan], dengan persetujuan Pihak [Nama Pihak yang Mendapatkan Hak Asuh].
3. Kewajiban
- Pihak [Nama Pihak yang Mendapatkan Hak Asuh] berkewajiban untuk memberikan nafkah kepada Anak sebesar [Jumlah Nafkah], yang akan dibayarkan setiap [Frekuensi Pembayaran].
- Pihak [Nama Pihak yang Tidak Mendapatkan Hak Asuh] berkewajiban untuk membayar nafkah kepada Anak sebesar [Jumlah Nafkah], yang akan dibayarkan setiap [Frekuensi Pembayaran].
- Pihak Pertama dan Pihak Kedua berkewajiban untuk menjaga silaturahmi dan memberikan kasih sayang kepada Anak.
- Pihak Pertama dan Pihak Kedua berkewajiban untuk menjaga kesehatan dan keselamatan Anak.
4. Perselisihan
- Segala perselisihan yang timbul akibat Surat Pernyataan Hak Asuh Anak ini akan diselesaikan secara musyawarah mufakat antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua.
- Jika tidak tercapai kesepakatan, perselisihan akan diselesaikan melalui jalur hukum.
5. Ketentuan Lain
- Surat Pernyataan Hak Asuh Anak ini dibuat dalam rangkap dua, masing-masing pihak menerima satu rangkap.
- Surat Pernyataan Hak Asuh Anak ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.
Demikian Surat Pernyataan Hak Asuh Anak ini dibuat dengan sebenarnya dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
[Tempat], [Tanggal]
Pihak Pertama
[Nama Lengkap]
Pihak Kedua
[Nama Lengkap]
Catatan:
- Surat Pernyataan Hak Asuh Anak ini hanya contoh. Anda perlu menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi masing-masing.
- Sebaiknya Anda berkonsultasi dengan pengacara untuk mendapatkan bantuan dalam menyusun Surat Pernyataan Hak Asuh Anak yang sesuai dengan hukum.
- Anda juga dapat menambahkan klausul-klausul lain yang dianggap perlu dalam Surat Pernyataan Hak Asuh Anak ini.