Contoh Surat Hibah Tanah Dan Bangunan

4 min read Sep 04, 2024
Contoh Surat Hibah Tanah Dan Bangunan

Contoh Surat Hibah Tanah dan Bangunan

Surat hibah tanah dan bangunan adalah dokumen resmi yang berisi pernyataan pemberian tanah dan bangunan dari seseorang (pemberi hibah) kepada orang lain (penerima hibah). Berikut contoh surat hibah tanah dan bangunan yang dapat Anda gunakan sebagai referensi:

SURAT HIBAH

Nomor: ...

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : .... Tempat dan tanggal lahir : .... Alamat : .... Nomor KTP : ....

Dengan ini menyatakan bahwa:

  1. Saya adalah pemilik sah atas tanah dan bangunan yang beralamat di .... dengan luas tanah .... m² dan luas bangunan .... m², yang dibuktikan dengan sertifikat Hak Milik Nomor ....
  2. Saya dengan ini menyerahkan secara sukarela tanah dan bangunan tersebut kepada .... (nama penerima hibah) yang beralamat di ...., dengan luas tanah .... m² dan luas bangunan .... m².
  3. Hibah ini saya berikan tanpa paksaan dari pihak manapun dan tanpa mengharapkan imbalan apapun.
  4. Saya bertanggung jawab sepenuhnya atas segala akibat hukum yang timbul dari pemberian hibah ini.

Demikian surat hibah ini dibuat dengan sebenarnya dan untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, ....

Yang memberi hibah,

.....

(Tanda tangan dan stempel)

Keterangan:

  • Isi surat dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing kasus.
  • Nama, alamat, dan identitas pemberi dan penerima hibah harus lengkap dan jelas.
  • Nomor sertifikat hak milik tanah dan bangunan harus dicantumkan.
  • Luas tanah dan bangunan yang dihibahkan harus tercantum dengan jelas.
  • Surat hibah harus ditandatangani oleh pemberi hibah di atas materai.
  • Surat hibah sebaiknya disaksikan oleh dua orang saksi yang dapat dipercaya.
  • Surat hibah perlu didaftarkan ke Kantor Pertanahan setempat untuk memperoleh kekuatan hukum tetap.

Berikut beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan surat hibah tanah dan bangunan:

  • Tujuan pemberian hibah. Pastikan tujuan pemberian hibah jelas dan tercantum dalam surat hibah.
  • Kejelasan objek hibah. Objek hibah, baik tanah maupun bangunan, harus dijelaskan secara rinci, termasuk luas, batas, dan letaknya.
  • Kewajiban penerima hibah. Sebaiknya dicantumkan kewajiban penerima hibah terkait dengan tanah dan bangunan yang diterima.
  • Konsultasi hukum. Sebaiknya berkonsultasi dengan ahli hukum untuk memastikan keabsahan dan kejelasan isi surat hibah.

Penting untuk diingat bahwa surat hibah ini hanyalah contoh dan perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing kasus. Sebaiknya konsultasikan dengan notaris atau pengacara untuk mendapatkan bantuan dalam pembuatan surat hibah yang sah dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.